Selasa, 27 April 2021

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan bathin. Sedangkan pendidikan merupakan tuntutan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu memperoleh keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut saya pendidikan dan pengajaran ini merupakan upaya untuk kepentingan kehidupan anak didik di masa depannya.


Pertama kali saya menginjakkan kaki di depan kelas menyandang predikat sebagai seorang guru, saya merasa mampu mentransfer semua ilmu yang saya miliki ke siswa dan mereka dengan mudah mampu memahaminya. Saya menuntut mereka untuk tahu semua hal bahkan saya meremehkan beberapa dari mereka yang sulit sekali memahami pelajaran. Saya menuntut mereka memiliki nilai yang sempurna, minimal mencapai nilai KKM mata pelajaran saya. Lantas setelah bertahun-tahun tidak ada yang berubah, bahkan siswa semakin menjadi acuh dan mengabaikan pelajaran saya. 

Memahami kesulitan mengajar yang saya alami, saya mencari tahu bagaiamana sejatinya seorang guru itu. Membaca banyak buku, mengikuti seminar-seminar pendidikan, masuk dalam komunitas belajar guru, mengikuti program pemerintah menjadi guru profesional, dan juga pendidikan guru penggerak ini. Hingga akhirnya saya sadar bahwa ada yang keliru dari cara pandang saya terhadap siswa. Karakteristik siswa yang berbeda-beda tentu membuat mereka tidak bisa disama ratakan dengan siswa lainnya.

Pengetahuan yang saya dapatkan setelah mempelajari secara mendalam pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan itu menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Untuk itu pendidikan saat ini perlu menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 dengan melihat konteks lokal sosial budaya murid di Indonesia yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Materi ini membuka pemahaman saya bahwa pendidikan seharusnya berpihak pada siswa, bukan mengedepankan ego seorang guru. 

Rupanya pendidikan hanya perlu menuntut kemerdekaan belajar para siswa. Mereka hanya perlu diperlakukan sesuai kodrat alam dan zamannya. Kelas merupakan tempat berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai, memahami makna di setiap pembelajaran, dan tentunya kelas merupakan tempat paling bahagia. Sehingga mereka bisa memahami cipta, karsa, dan karya, serta memiliki budi pekerti yang luhur. Agar mereka memiliki bekal untuk menjalani hidup bermasyarakat di masa yang akan datang, menjadi pembelajar sepanjang hayat. 

Hal-hal yang  segera saya terapkan agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu siswa dapat menjalani pembelajaran dengan bahagia, tidak menuntut mereka mengejar angka-angka pada hasil belajar mereka, melainkan mereka lebih fokus untuk memperoleh makna di setiap pembelajaran. 

Setelah memahami pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini, saya akan lebih menghargai murid-murid saya. Pembelajaran akan berpihak pada mereka. Saya akan menjadikan suasana belajar di kelas saya lebih menyenangkan, menjadi suri tauladan berbudi pekerti, serta mengajak mereka memperoleh makna-makna, serta menemukan kemerdekaan belajarnya.