Sabtu, 30 Mei 2015

Tak pernah tahu

Kau tak pernah tahu
Bagaimana orang2 seperti kami harus menahan rasa sesak
Bagaimana kami berusaha menjadi sebanding dengan orang normal lainnya
Kau tak pernah tahu kan?
Bagimana kami berpura-pura mengatakan semuanya baik2 saja
Bagaimana kami harus selalu berusaha tegar dihadapan orang lain

Kau tak pernah tahu
Bagimana rasanya jika rasa minder tiba2 muncul
Mengusik ketenangan dan mengatakan bahwa kau akan terasingkan
Kau tak pernah tahu kan ?
Bagaimana rasanya menahan rasa sakit
Bagaimana rasanya  melawan rasa kecemasan yang berlebihan

Maka pahami sajalah …
Apa yang telah kami lakukan
dan apa yang ingin kami lakukan…

Karena kau tak pernah tahu bagaimana jika menjadi kami !

Rabu, 20 Mei 2015

Raga kalian disini, tapi jiwa kalian tidak.
Pulanglah..
Kami mohon.
Kami rindu..

Kamis, 07 Mei 2015

Perjalanan Menuju Puncak Bawakaraeng



Hidup lebih sulit dari ini
Perjalanan dunia lebih jauh dari ini
Tantangan lebih berat dari ini
Jika dibandingkan dengan kehidupan
Perjalan kali ini hanya beberapa persen saja
Tetapi  kita dapat mengambil pelajaran darinya
Mari renungkan !!!



Di awal perjalanan

Kau butuh keberanian untuk memulai pendakian. Akan banyak kekhawatiran-kekhawatiran yang kau ciptakan sendiri. Dan itu kebanyakan palsu. Berlebihan saja, karena kenyataannya tidak sesuai dengan kekhwatiran mu di awal. Itu hanya wujud ketidak percayaan dirimu saja. Seperti halnya kehidupan, ketika akan mengambil sebuah langkah untuk sebuah pencapaian, kau selalu punya kekhawatiran yang berlebih. Jalani sajalah, mulailah dari langkah awal, selangkah demi selangkah hingga mencapai akhir.

“Kita tidak akan menemukan Takdir, ketika belum mencoba”

Gambar 1. Memulai perjalanan


Di perjalanan menuju puncak

Jatuh berkali-kali itu bukan masalah buatmu, asal kamu bisa bangkit dan melangkah kembali, mesti tertatih. Hanya butuh pegangan untuk kau topangi saat kau akan berdiri dari jatuhmu. Ranting-ranting pohon misalnya, bebatuan di dekatmu, atau seseorang yang di belakangmu memperhatikanmu berjalan, dan siap dimintai pertolongan kapan pun. Seperti halnya kehidupan, kau akan sering terjatuh beberapa kali, tidak penting seberapa kali kamu terjatuh, asal kamu bisa bangkit dan tersenyum kembali. Bukan pura-pura tegar. Dan kau akan semakin kuat jika ada orang-orang hebat bersama mu. Itulah perlunya kebersamaan.

Tidak semua pendaki jatuh di tempat jatuh yang sama. Hanya beberapa saja. Dan di tempat jatuh itu, tidak membuat orang lain jatuh dengan keadaan yang sama bukan? Kau tahu kenapa? Karena setiap orang punya pertahanan masing-masing. Punya kekuatan yang berbeda, dan kekuatan itu selalu sebanding dengan rintangan yg diperolehnya. Seperti halnya kehidupan. Tuhan tidak akan membebani hambanya di luar batas kemampuannya. Kau dipercaya bahwa kau mampu melewatinya.

Dan mengeluh selama perjalanan itu takkan membuahkan hasil apa-apa. Bahkan hanya membuat langkahmu semakin berat. Berilah harapan-harapan di setiap langkah kecilmu selama perjalanan, itu akan sangat membantu. Seperti itulah kehidupan. Itulah sebabnya aku paham sekarang, begitu banyak petuah-petuah yang mengajarkan untuk tidak mengeluh. Rupanya seperti itu.

“Berjalan sajalah. Karena jika kau berhenti, hanya akan memperlambat pencapaian tujuanmu”

Gambar 2. Menuju Puncak




Di puncak Pendakian

Kau harus tahu rasanya sampai di puncak. Ketika telah sampai pada tujuan, segala keluh mu di perjalanan akan terbayar.  Jika ilmu perdagangan dianalogikan disini, kau akan mendapatkan banyak persentase keuntungan. Alam membeli jerih payahmu dengan harga yang lebih besar dari yang kau tawarkan. Seperti halnya kehidupan. Dari sini kau bisa belajar tentang kesyukuran bukan? Bagaimana Tuhan menyediakan hal yang lebih besar daripada apa yang kita inginkan. Semuanya terbayar, bahkan lebih. 

“Akan selalu ada balasan untuk setiap jerih payah yang diikhlaskan. Tidak ada yang sia-sia. Percayalah”



Gambar 3. Puncak Gunung Bawakaraeng


Di perjalanan pulang

Ada banyak cerita, ada banyak pengalaman yang akan kau bawa pulang. Untuk segera kau bagi, agar banyak orang-orang yang bisa mengambil pelajaran dari perjalanan mu, atau bahkan ingin ikut menapaki langkahmu dan mengikuti jejakmu. Langkahmu akan semakin pasti menuju pulang karena kau telah meninggalkan rumah terlalu lama, hingga kau tahu bagaimana rasanya rindu rumah, agar ketika di rumah kau dapat selalu bersyukur telah memiliki tempat yang teduh untuk mu beristirahat di setiap lelahmu dalam perjalanan. Seperti halnya kehidupan. Kau harus tahu kemana tempatmu pulang, tempatmu bercerita dan berteduh menemukan ketenangan.

“Karena dengan melakukan perjalanan, kau akan tahu bagaimana rasanya rindu Rumah” 

Gambar 4. Rindu Rumah

Jika kau belum memahaminya dalam perjalanan hidupmu,
Cobalah di jalan pendakian.
Kamu akan memahami banyak hal.
Dan mereka semua saling berkaitan.
Kau hanya butuh merenung untuk menghubungkannya.


Silahkan mencobanya :)