Minggu, 29 Maret 2015

Senja yang pergi

Senja yang pergi
Aku menyukai ‘senja’, senja bulat utuh berwarna jingga kemerahan yang melangkah pasti menuju ujung laut.
Aku menyukai ‘senja’, senja setengah lingkaran yang setengahnya telah pergi, setidaknya setengahnya lagi masih nampak, mengucapkan selamat tinggal pada langit.
Aku menyukai ‘senja’, senja yang sudah tak nampak lagi, tetapi pancaran sinar kemerah-merahannya masih terlukis pada langit, setidaknya senja masih memberi kabar pada langit.
Aku menyukai ‘senja’, yang telah digantikan malam, yang meninggalkan langit sendiri dalam kegelapan, setidaknya setelah senja pergi, langit menampakkan dirinya yang indah, langit malam yang jauh lebih indah ketimbang di siang hari….
Dan aku suka wujud ‘senja’ yang lain, yang katanya bernama ‘fajar’, indah sekali, karena ia datang bukan pergi. Kedatangannya hanya diketahui oleh sebagian kecil, hanya aku (Langit yang akan kau temui ketika kau baru tiba)..
Dengan kedatangan ‘fajar’ setidaknya saya tahu bahwa waktu untuk menunggu telah kuhabiskan sehari…

Berharap ‘fajar’ segera tiba setelah kepergian ‘senja’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar