Senja yang pergi
Aku menyukai ‘senja’, senja bulat utuh
berwarna jingga kemerahan yang melangkah pasti menuju ujung laut.
Aku menyukai ‘senja’, senja setengah lingkaran
yang setengahnya telah pergi, setidaknya setengahnya lagi masih nampak, mengucapkan
selamat tinggal pada langit.
Aku menyukai ‘senja’, senja yang sudah tak
nampak lagi, tetapi pancaran sinar kemerah-merahannya masih terlukis pada
langit, setidaknya senja masih memberi kabar pada langit.
Aku menyukai ‘senja’, yang telah digantikan
malam, yang meninggalkan langit sendiri dalam kegelapan, setidaknya setelah
senja pergi, langit menampakkan dirinya yang indah, langit malam yang jauh
lebih indah ketimbang di siang hari….
Dan aku suka wujud ‘senja’ yang lain, yang
katanya bernama ‘fajar’, indah sekali, karena ia datang bukan pergi. Kedatangannya
hanya diketahui oleh sebagian kecil, hanya aku (Langit yang akan kau temui
ketika kau baru tiba)..
Dengan kedatangan ‘fajar’ setidaknya saya tahu
bahwa waktu untuk menunggu telah kuhabiskan sehari…
Berharap ‘fajar’ segera tiba setelah kepergian
‘senja’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar