Sabtu, 18 Juni 2016

Taman

      Rerumputan yang hijau dan kursi kayu di tengah tamanmu ini, aku menyukainya. Taman ini indah. Benar, aku dapat berbaring terlentang di atas rumput hijau itu sambil memandang langit. Benar, aku duduk di kursi ini dengan nyaman. Udara di sini pun sejuk, menenangkan. Benar, aku hanya sendiri disini, tak ada orang lain yang ku temui. Di sini sunyi sekali. Benar, di taman ini patah hati ku yang lalu telah terobati, dan benar segala penatku dapat ku curahkan disini. Di tengah terikku, taman ini meneduhkanku. Bagiku, kau lelaki teduh.


       Disini sunyi sekali, tuan. Hanya suara kicauan burung yang dapat ku dengar. Hanya hembusan angin yang dapat ku rasa. Dan di balik pohon rindang, sesekali ku temui tulisan namamu dengan nama seorang wanita. Ahh..aku tak bisa membaca nama wanita itu. Tulisannya telah kau coret-coret. Hingga tak bisa terbaca lagi. Mereka hanya masa lalumu kan?


       Tetapi kenapa disini sunyi sekali tuan?. Bahkan aku tak menemui sosokmu sejak tadi. Aku kesepian. Sejak pagi hingga malam menjelang aku menunggumu, tuan. Di sini sunyi sekali. Aku khawatir. Aku takut. Jangan-jangan kau sudah tak mau menengokku disini lagi. Kau meninggalkan ku sendirian di taman bermain ini. 

      

       Namum kau yang memintaku menunggu disini kan?. Meski kau sibuk di luar sana. Aku akan bertahan disini. Karena taman ini bisa membuatku nyaman. Kau membuatku nyaman, tuan.

       Aku tak salahkan jika aku khawatir padamu?. saat kau bahkan tak menghubungi meski aku menunggu setiap detiknya. Aku hanya takut patah hati lagi, tuan.

       Aku tak salahkan jika aku hanya diam saja?. Aku malu selalu memulai percakapan. Perasaanku ku simpan dalam di dasar sana. Dan aku memilih diam saja karena aku berusaha memahamimu.

       Aku tak salahkan jika aku berusaha saja percaya padamu?. Karena harapanku telah ku letakkan pada Sang pemilik hati. Aku hanya berharap Tuhan menyatukan kita.

       Dan aku tak salahkan jika aku takut ada banyak hati yang lebih baik dari hatiku?. Karena aku bahkan merasa tak pantas bersaing dengan para hati itu. Aku takut kau akan berpaling.

       

       Maka biarkan saja seperti ini. Aku akan menyibukkan diriku untuk segala hal positif. Percaya saja pada hatiku bahwa aku menjaganya. Tapi ku mohon jaga pula hatimu.

Aku selalu bertanya apakah aku tak terlalu jauh. Tapi hatiku mempercayaimu lebih daripada aku.


       Mungkin perlakuan romantis tak pernah ku tunjukkan padamu. Karena tertahankan hingga akad telah menyatukan. Kau tahu prinsipku kan?. Percayalah, dibalik diamku aku memikirkanmu lebih dari apa yg kau pikirkan. 


       Ku harap kaulah jodohku di atas ridha-Nya. Karena bagiku hubungan kita adalah "Cinta segitiga", diantara kita ada Allah. Melalui-Nya aku menyampaikan perasaanku.


Aku ingin bermain di taman ini lebih lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar